Kejahatan bukan hanya menimbulkan dampak fisik bagi korbannya, tetapi juga meninggalkan jejak mendalam dalam aspek psikologis yang sering kali tidak terlihat. Efek psikologis dari kejahatan terhadap korban mencakup spektrum yang luas, mulai dari gangguan emosional jangka pendek hingga dampak jangka panjang yang bisa mengubah cara pandang mereka terhadap kehidupan.
Salah satu dampak psikologis yang paling umum adalah trauma. Korban kejahatan sering mengalami gangguan stres pascatrauma (PTSD), di mana mereka mungkin mengalami kilas balik, mimpi buruk, dan kecemasan berlebihan. PTSD dapat membuat seseorang merasa terjebak dalam pengalaman traumatis, mempengaruhi kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari dan berinteraksi dengan orang lain. Perasaan teror dan ketidakberdayaan yang dialami saat kejadian kejahatan dapat mengganggu stabilitas mental dan emosional korban.
Selain itu, rasa malu dan stigma sering kali menyertai pengalaman korban kejahatan, terutama dalam kasus kekerasan seksual atau pelecehan. Banyak korban merasa tertekan untuk menyembunyikan pengalaman mereka karena takut dianggap sebagai korban yang lemah atau karena khawatir akan dihakimi. Stigma ini dapat memperburuk kondisi psikologis mereka, menghambat mereka untuk mencari bantuan dan dukungan yang mereka butuhkan.