"Alergi makanan telah meletus dalam prevalensi dan kejadian, tetapi kami masih tahu sedikit tentang hal itu karena belum ada banyak penelitian di lapangan," katanya dalam siaran pers.
Baker adalah direktur pusat alergi makanan universitas dan CEO Food Allergy Research and Education (FARE), yang menyediakan dana untuk penelitian.
"Penelitian ini juga mengajarkan kita tentang bagaimana alergi makanan berkembang, dan ilmu di balik apa yang perlu diubah dalam sistem kekebalan untuk mengobati mereka," tambahnya.