Berita Negatif dan Efeknya pada Otak
Paparan informasi bernada ancaman terus-menerus akan mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab terhadap respons “fight or flight”. Dalam jangka panjang, ini menyebabkan tubuh terus berada dalam kondisi waspada.
“Tubuh memproduksi hormon stres seperti kortisol secara berlebihan. Bila tidak dikendalikan, ini bisa menurunkan daya tahan tubuh dan mengganggu keseimbangan mental,” jelas Dr. Lestari.
Media Sosial: Mesin Amplifikasi Emosi Negatif
Platform seperti X (dulu Twitter), Instagram, atau TikTok menggunakan algoritma yang mendorong konten dengan reaksi emosional tinggi. Artinya, semakin banyak interaksi pada berita buruk, semakin besar kemungkinan berita itu muncul di linimasa kita.
“Mekanisme ini membuat kita rentan merasa dunia semakin buruk, padahal kenyataannya tidak selalu demikian,” tambahnya.