Stres akademik sering kali menjadi hal yang umum terjadi di kalangan siswa sekolah menengah. Tekanan untuk mencapai target akademik yang tinggi, persaingan antar teman sebaya, dan ekspektasi dari orang tua dapat menciptakan beban emosional yang berat bagi siswa. Stres akademik ini dapat memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan mental mereka. Artikel ini akan menjelaskan secara mendalam tentang hubungan antara stres akademik dan kesehatan mental pada siswa sekolah menengah.
Stres akademik dapat didefinisikan sebagai tekanan yang ditimbulkan oleh tuntutan akademik yang berlebihan dan ketidakmampuan siswa untuk mengatasinya. Hal ini bisa terjadi karena faktor internal, seperti ketakutan akan kegagalan atau perasaan tidak mampu untuk memenuhi ekspektasi, atau faktor eksternal, seperti tekanan dari orang tua atau guru. Dalam konteks sekolah menengah, siswa sering kali mengalami stres dalam menjaga nilai, menghadapi ujian, dan menghadapi tuntutan organisasi sekolah.
Studi telah menunjukkan bahwa stres akademik dapat berdampak negatif pada kesehatan mental siswa. Rasa cemas, depresi, dan gangguan tidur adalah beberapa hasil dari stres akademik yang berkepanjangan. Siswa yang terus-menerus merasa tertekan oleh beban akademik cenderung mengalami penurunan kepercayaan diri dan harga diri. Mereka juga lebih rentan terhadap gangguan makan, penyalahgunaan zat, dan perilaku menyimpang lainnya.