Sekolah menengah merupakan masa yang krusial dalam perkembangan remaja. Kesehatan mental yang terganggu dapat berdampak pada kemampuan siswa untuk belajar, berinteraksi dengan teman sebaya, dan berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kesehatan mental yang buruk pada masa ini juga dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan dewasa siswa, seperti kesulitan dalam mempertahankan hubungan, karier yang kurang sukses, dan risiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental yang lebih serius.
Penting bagi sekolah dan orang tua untuk memahami dampak stres akademik dan mendukung siswa dalam mengelola stres mereka. Sekolah dapat memberikan pendekatan pembelajaran yang lebih menyenangkan, mengurangi tekanan yang tidak perlu, serta menyediakan layanan konseling yang dapat membantu siswa mengatasi stres mereka. Orang tua juga perlu memastikan bahwa ekspektasi yang mereka berikan kepada anak-anak tidak melebihi kemampuan mereka, dan mereka seharusnya mendorong anak-anak untuk fokus pada usaha mereka daripada hanya hasil akademik semata.
Selain itu, siswa pun perlu belajar cara mengelola stres secara individu. Membuat jadwal belajar yang teratur, mengenal batasan diri, dan menjaga gaya hidup sehat, seperti rajin berolahraga dan tidur yang cukup, dapat membantu mereka mengurangi tekanan yang mereka hadapi. Belajar untuk mengenali tanda-tanda stres dan mencari bantuan ketika diperlukan juga merupakan keterampilan yang penting bagi siswa.