Tampang

Dokter Umum dan Operasi Caesar: Ruang untuk Refleksi, Bukan Reaksi

12 Mei 2025 18:36 wib. 14
0 0
()
Sumber foto: PEXELS

Tampang.com | Wacana pelatihan tindakan sectio caesarea (SC) bagi dokter umum baru-baru ini mencuat ke publik, memicu beragam reaksi. Di satu sisi, usulan ini bertujuan untuk mengatasi masalah akses layanan obstetri di wilayah terpencil. Namun, di sisi lain, banyak pihak—termasuk komunitas medis, organisasi profesi, dan publik—mengungkapkan keberatan, menyatakan bahwa kita belum siap secara etik, sistemik, maupun operasional untuk mengimplementasikan hal sebesar ini.

Sebagai seorang praktisi yang juga terlibat dalam manajemen sistem kesehatan, saya memandang isu ini bukan hanya soal boleh atau tidak, tetapi lebih kepada kedewasaan sistem kita dalam menyeimbangkan kebutuhan darurat dan prinsip kehati-hatian. Di dunia kedokteran, niat baik saja tidak cukup—dibutuhkan sistem yang kuat agar niat tersebut tidak berubah menjadi celah risiko.

Kompleksitas Tindakan SC: Lebih dari Sekadar Prosedur

Sectio caesarea bukanlah tindakan yang bisa dianggap ringan. Ini adalah prosedur besar yang melibatkan keputusan klinis yang kompleks, penguasaan anatomi dan fisiologi obstetri, serta kesiapan dalam menangani komplikasi akut pascaoperasi. Pelatihan singkat bagi dokter umum tidak akan pernah cukup untuk menggantikan tahun-tahun pembentukan kompetensi yang dimiliki oleh dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Jika pelatihan ini dilaksanakan tanpa penjaminan mutu yang memadai, keselamatan pasien dan kredibilitas layanan primer justru bisa terancam. Meski dalam beberapa situasi darurat, dokter umum atau dokter bedah pernah melakukan SC karena tidak ada pilihan lain, hal ini tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi standar. Kegagalan distribusi tenaga ahli secara merata menjadi penyebabnya. Namun, apakah kita ingin menjadikan kegagalan tersebut sebagai norma?

Pelajaran dari Negara Lain: Sistem Pengawasan yang Solid

Melihat negara-negara seperti Australia dan Kanada, kita dapat melihat model GP obstetrician atau family physician yang memiliki kompetensi dalam melakukan SC. Namun, model ini tidak sembarangan. Mereka melewati program pelatihan khusus setara fellowship, sertifikasi ketat, serta berada dalam sistem pengawasan yang solid. Tidak ada yang belajar SC dalam waktu singkat hanya karena alasan distribusi tenaga medis yang tidak merata.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?