Emotional eating atau makan karena emosi sering kali menjadi solusi instan bagi banyak orang ketika menghadapi stres. Perasaan cemas, tertekan, atau bahkan hampa bisa mendorong individu untuk mencari kenyamanan dalam makanan. Namun, kebiasaan ini justru dapat berujung pada masalah kesehatan, baik fisik maupun mental. Maka, penting bagi kita untuk memahami cara menghindari emotional eating saat stres.
Pertama, penting untuk mengenali pemicu emocional yang menyebabkan seseorang cenderung makan berlebihan. Ketika kita merasa stres, kita sering kali tidak menyadari bahwa keinginan untuk makan bukan karena rasa lapar, melainkan sebagai respons terhadap perasaan yang kita alami. Mengidentifikasi pemicu emosional ini merupakan langkah awal untuk memisahkan antara lapar fisik dan lapar emosional.
Salah satu cara efektif untuk mengelola stres tanpa terjebak dalam emotional eating adalah dengan mencari alternatif lain untuk mengekspresikan perasaan. Aktivitas fisik, seperti berolahraga, dapat menjadi saluran untuk mengalihkan perhatian dari keinginan makan. Olahraga tidak hanya membantu mengurangi stres, tetapi juga menghasilkan endorfin yang memberikan perasaan bahagia dan nyaman. Selain itu, jika olahraga tidak dilakukan dengan rutin, mencoba aktivitas lain seperti meditasi atau latihan pernapasan dapat membantu menenangkan pikiran dan mengendalikan emosi.