Kesehatan gigi juga terpengaruh oleh konsumsi minuman manis. Gula dalam minuman manis menjadi bahan baku bagi bakteri di mulut yang memproduksi asam. Asam ini dapat merusak enamel gigi, menyebabkan kerusakan gigi dan gusi. Jika tidak ditangani dengan baik, kerusakan tersebut dapat berlanjut dan mengarah pada masalah gigi yang lebih serius, termasuk infeksi dan kehilangan gigi.
Selain itu, minuman manis juga dapat berdampak pada kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis, terutama yang mengandung fruktosa, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Fruktosa dapat memicu peradangan dalam tubuh, meningkatkan kadar lemak darah, dan berkontribusi pada peningkatan tekanan darah. Semua faktor ini berkontribusi pada kesehatan jantung yang menurun seiring waktu.
Kadar energi dan suasana hati juga bisa dipengaruhi oleh minuman manis. Meskipun awalnya terasa memberikan semangat, lonjakan kadar gula darah yang cepat sering kali diikuti oleh penurunan tajam, yang dapat menyebabkan kelelahan dan suasana hati yang buruk. Efek ini sering dikenal sebagai "gula crash" dan dapat mengakibatkan ketergantungan untuk terus mengonsumsi lebih banyak gula dalam usaha untuk mendapatkan energi kembali.