Ketiga, jangan jadikan film sebagai satu-satunya panduan hidup. Realitas itu jauh lebih kompleks daripada yang ditampilkan di layar. Film itu hiburan, fiksi, dan seringkali melebih-lebihkan atau menyederhanakan konflik demi plot yang menarik. Keempat, kalau kamu merasa ada teman atau orang terdekat yang terjebak dalam hubungan yang mirip dengan yang diromantisasi film, coba deh ajak dia diskusi. Bantu dia melihat bahwa itu bukan cinta yang sehat.
Terakhir, dan ini penting banget, prioritaskan cinta sehat di kehidupan nyatamu. Jangan pernah menoleransi perilaku yang merusak, merendahkan, atau membuatmu tidak aman. Kamu berhak mendapatkan cinta yang tulus, yang membuatmu merasa dihargai, bebas, dan bahagia. Karena stop romantisasi toxic itu artinya kita punya keberanian untuk bilang bahwa cinta sejati itu seharusnya membangun, bukan menghancurkan.