Tampang

Perbedaan Vitamin Larut Air dan Larut Lemak: Mengenali Cara Kerja Nutrisi di Tubuh

28 Agu 2025 14:46 wib. 66
0 0
Vitamin
Sumber foto: Canva

Karena sifatnya yang tidak disimpan, risiko keracunan (toksisitas) akibat kelebihan vitamin larut air sangat kecil. Meskipun demikian, mengonsumsi suplemen dalam dosis yang sangat tinggi dalam jangka panjang tetap tidak disarankan, karena bisa memberikan beban ekstra pada ginjal untuk membuangnya. Vitamin larut air banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan produk hewani tertentu.

Vitamin Larut Lemak: Si Penyimpan Jangka Panjang

Berbeda dengan saudaranya, vitamin larut lemak memerlukan lemak sebagai "kendaraan" untuk diserap dan diangkut dalam tubuh. Kelompok ini terdiri dari Vitamin A, D, E, dan K. Proses penyerapannya lebih kompleks; mereka membutuhkan empedu dari hati dan lemak dari makanan untuk bisa masuk ke usus halus, lalu diserap ke dalam aliran darah.

Setelah diserap, vitamin larut lemak tidak langsung dikeluarkan. Sebaliknya, mereka disimpan dalam jumlah besar di dalam tubuh, terutama di hati dan jaringan lemak. Kemampuan penyimpanan ini punya dua sisi. Di satu sisi, tubuh punya cadangan vitamin yang bisa digunakan saat asupan harian sedang kurang. Ini berarti kita tidak harus mengonsumsi vitamin larut lemak setiap hari untuk mencegah kekurangan.

Namun, di sisi lain, kemampuan penyimpanan ini juga membawa risiko akumulasi berlebihan atau overdosis. Jika seseorang mengonsumsi suplemen vitamin A, D, E, atau K dalam dosis yang sangat tinggi dan terus-menerus, vitamin ini bisa menumpuk hingga mencapai tingkat toksik. Kelebihan Vitamin A, misalnya, bisa menyebabkan masalah hati dan penglihatan, sementara kelebihan Vitamin D bisa mengakibatkan penumpukan kalsium yang merusak organ. Oleh karena itu, konsumsi suplemen vitamin larut lemak harus lebih hati-hati dan idealnya di bawah pengawasan ahli kesehatan.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?