Kini, tren baru mulai berkembang di dunia influencer: adanya influencer yang diciptakan dengan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dengan kemampuan yang bisa sepenuhnya dikendalikan dan tidak akan menimbulkan masalah di kemudian hari, banyak perusahaan mulai melirik penggunaan AI untuk memastikan keamanan merek mereka. Namun, meski teknologi AI menawarkan banyak kemudahan, nilai-nilai personal dan keaslian yang dimiliki oleh influencer manusia tetap memiliki daya tarik tersendiri.
“Orang lebih percaya kepada orang daripada merek,” ungkap Rahul Titus dari Ogilvy. Hal ini menggambarkan betapa pentingnya hubungan yang personal dalam membangun kepercayaan di dalam strategi pemasaran.
Saat ini, meskipun tren influencer terus berkembang, masih sulit untuk memastikan seberapa jauh pertumbuhan profesi ini akan berjalan di masa depan. "Apa yang dulunya dianggap sebagai hal yang terpisah kini justru berada di tengah tengah," jelas banyak pengamat industri. Situasi ini menandakan bahwa profesi influencer akan semakin berperan penting dan menjadi bagian integral dari dunia pemasaran modern, selaras dengan perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen yang terus melaju.