Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang yang kekurangan tidur menjalani tes untuk mengukur kemampuan kognitif, seperti memori atau koordinasi tubuh, banyak yang ternyata melakukan kesalahan. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama ketika otak mengalami "microsleep", yaitu tidur singkat tanpa disadari yang bisa berlangsung selama 2 hingga 10 detik. Jika Anda sedang mengemudi atau melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan, hal ini sangat berisiko.
Lebih buruk lagi, kurang tidur kronis bisa membuat seseorang merasa baik-baik saja meskipun kondisi tubuh mereka sedang dalam kelelahan parah. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami seberapa parah kantuk yang dialami agar dapat mengambil tindakan yang tepat.
Epworth Sleepiness Scale: Tes untuk Menilai Kantuk Berlebihan
Salah satu cara untuk mengetahui seberapa parah kantuk yang kita alami adalah dengan menggunakan Epworth Sleepiness Scale. Tes ini mengevaluasi kemungkinan seseorang tertidur pada situasi pasif, seperti menonton TV atau duduk di kursi penumpang mobil. Skor di atas 10 dianggap signifikan dan menunjukkan bahwa Anda perlu menindaklanjuti masalah tidur ini dengan konsultasi medis.
Gejala kantuk yang berlebihan, seperti kelopak mata yang terasa berat, tubuh merosot, pusing, tangan gemetar, atau bahkan menjadi impulsif, juga bisa menjadi indikasi bahwa Anda kekurangan tidur. Jika Anda merasakan gejala-gejala ini, segera periksa kualitas tidur Anda.
Penyebab Kantuk Berlebihan: Bukan Hanya Kurang Tidur
Kantuk yang berlebihan tidak selalu disebabkan oleh kurang tidur saja. Ada beberapa faktor lain yang bisa memicu rasa kantuk, seperti gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, atau sindrom kaki gelisah. Gangguan ritme sirkadian atau penyakit kronis juga dapat menjadi penyebab utama. Selain itu, efek samping obat-obatan tertentu serta gaya hidup yang kurang sehat juga bisa mempengaruhi kualitas tidur dan menyebabkan kantuk yang berlebihan.