Dokter gizi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) baru-baru ini mengungkapkan bahwa senyawa bromat yang terdapat dalam air minum dalam kemasan (AMDK) memiliki bahaya yang lebih tinggi daripada senyawa Bisphenol A (BPA).
Menurut Dr. dr. Louisa Ariantje Langi, MA., MSi. dari UKI, senyawa bromat memiliki potensi bahaya yang lebih besar karena terdapat langsung dalam air minum botolan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sedangkan BPA biasanya terdapat dalam bahan pembuatan wadah kemasan makanan atau minuman.
Louisa menjelaskan bahwa konsumsi bromat dalam jumlah yang melebihi batas yang diizinkan dapat berdampak buruk bagi kesehatan seseorang. Gangguan kesehatan yang umum terjadi akibat konsumsi bromat antara lain adalah masalah pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, dan diare. Namun, gangguan yang lebih serius juga dapat terjadi, seperti gangguan ginjal, gangguan sistem syaraf, gangguan pendengaran, dan bahkan risiko kanker.