Menurutnya, hal ini bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, termasuk pergeseran transaksi ke layanan digital (mobile banking dan aplikasi) yang lebih mudah digunakan dan diakses oleh nasabah dari berbagai tempat. Selain itu, biaya investasi dan perawatan mesin ATM dianggap relatif tinggi, sedangkan nasabah juga mulai membentuk kebiasaan baru menggunakan mobile banking dan aplikasi untuk transaksi keuangannya.
Arianto menegaskan bahwa penurunan jumlah mesin ATM di Indonesia merupakan fenomena kompleks yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Meskipun begitu, ia juga menyatakan bahwa mesin ATM masih tetap menjadi layanan penting bagi banyak nasabah, terutama di daerah yang belum memiliki akses internet yang memadai.