Menopause sangat familiar bagi wanita, namun pada spesies lain hal ini sangat jarang terjadi. Tahun lalu, para ilmuwan melaporkan bahwa betina dalam satu populasi simpanse berumur panjang melewati masa reproduksinya. Namun selain simpanse dan manusia, para peneliti telah menemukan bukti jelas bahwa menopause hanya terjadi pada lima spesies – semuanya paus.
Para ilmuwan telah lama memperdebatkan mengapa menopause terjadi. Mungkin hal ini memberikan keunggulan evolusioner bagi perempuan, atau mungkin merupakan efek samping dari beberapa fitur bermanfaat lainnya dalam kehidupan mereka.
Dalam sebuah studi baru yang mengamati biologi lima spesies paus, para peneliti berpendapat bahwa menopause memberikan keuntungan evolusioner pada hewan tersebut. Misalnya, hal ini dapat mencegah perempuan yang lebih tua untuk hamil pada saat yang sama dengan anak perempuan mereka, dan menghindari konflik sumber daya yang dapat merugikan kedua keturunan mereka.
Samuel Ellis, ahli biologi di Universitas Exeter yang memimpin penelitian yang dipublikasikan di Nature, mengatakan bahwa paus mungkin mengalami menopause karena alasan yang sama seperti manusia.
“Mungkin ini merupakan strategi yang tidak biasa sehingga hanya ada satu cara untuk mencapainya,” kata Dr. Ellis.
Pada sebagian besar spesies, betina terus memproduksi telur sepanjang hidupnya. Pola itu masuk akal dalam kaitannya dengan seleksi alam. Semakin banyak keturunan yang berhasil dibesarkan oleh seekor betina sepanjang hidupnya, semakin banyak pula salinan gennya yang diturunkan ke generasi mendatang. Bahkan gajah betina berumur panjang pun biasanya cocok dengan pola ini: Gajah betina, misalnya, tetap subur hingga usia 60-an.
Lima spesies paus – paus pembunuh, paus pembunuh palsu, paus beluga, paus pilot sirip pendek, dan paus narwhal – tidak cocok dengan pola tersebut. Paus pembunuh betina, misalnya, umumnya hanya berkembang biak hingga usia 40 tahun, namun dapat bertahan hidup hingga usia 90an.