Masyarakat modern yang penuh tekanan dan ekspektasi tinggi mengenai kesuksesan, kita sering kali terjebak dalam penilaian sepintas terhadap kehidupan orang lain. Senyuman manis, pencapaian luar biasa, dan gaya hidup glamor menjadi parameter yang umum kita gunakan untuk menilai seberapa sukses seseorang. Namun, sulit untuk menduga bahwa di balik kesan gagah tersebut, terdapat sisi rapuh yang tersembunyi—luka, kelelahan, dan keraguan yang tidak terlihat oleh orang lain.
Seseorang yang tampak sangat berhasil bisa saja tengah berjuang di dalam diri mereka. Terdapat sepuluh kebiasaan yang bisa menjadi indikasi bahwa seseorang—mungkin juga diri kita sendiri—sedang menyembunyikan perasaan dan pergulatan batin yang mendalam, seperti yang dilansir dari laman Geediting.com.
1. Selalu Sibuk dengan Aktivitas
Memiliki kesibukan bisa terdengar sangat positif dan ambisius. Namun bagi beberapa orang, kesibukan adalah cara untuk menghindari keheningan dan refleksi diri. Saat hening itulah, perasaan sakit, kesepian, dan kekecewaan bisa muncul. Oleh karena itu, mereka mengisi setiap jam dengan pekerjaan, menyelesaikan urusan rumah tangga, atau berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Namun, di balik semua itu, mereka merasakan kelelahan yang dalam, merasa terputus dari diri sendiri, dan takut menghadapi perasaan yang mungkin muncul saat kesunyian melanda.
2. Merendahkan Diri dan Menghindari Apresiasi*
Pada pandangan pertama, sikap merendah ini terlihat sebagai tindakan yang baik, di mana mereka tidak suka untuk pamer. Namun, kenyataannya mereka sering kali merasa tidak pantas mendapatkan pujian. Sejak lama, mereka mungkin membentuk identitas diri berdasarkan pencapaian dan bukan pada penerimaan dari orang lain. Jadi ketika pujian diberikan, rasanya seolah melenting kembali seperti bola yang menempel pada dinding tak terlihat.
3. Ahli dalam Basa-Basi Namun Takut Obrolan yang Mendalam
Saat bersosialisasi, mereka mungkin tampak sangat menyenangkan dan pandai berkomunikasi. Mampu membawa tawa dan ceria. Namun, ketika seseorang bertanya tentang kondisi sebenarnya, mereka cenderung menarik diri. Bukan karena tidak ingin berbagi, tetapi karena membuka diri bagi mereka berarti harus menghadapi luka-luka yang telah lama tersembunyi dalam diri.