Sungai seringkali kita bayangkan dengan warna cokelat keruh atau biru jernih. Tapi pernahkah terpikir, mengapa warna air sungai bisa berbeda-beda dan bahkan berubah seiring waktu? Warna sungai bukanlah hal yang statis. Ia merupakan cerminan dari kondisi lingkungan di sekitarnya. Perubahan musim memang bisa memainkan peranan, namun bukan sebagai satu-satunya penentu. Lebih tepatnya, ada beberapa faktor utama yang berinteraksi satu sama lain, menciptakan palet warna yang bervariasi di setiap aliran air.
Sedimen dan Erosi Sebagai Penentu Utama
Faktor paling dominan yang memengaruhi warna sungai adalah sedimen yang terbawa di dalamnya. Sedimen ini bisa berupa partikel tanah liat, lumpur, dan pasir yang tergerus dari tepi sungai atau dari daerah aliran sungai di sekitarnya. Saat musim hujan tiba, atau di daerah dengan curah hujan tinggi, volume air sungai akan meningkat dan alirannya menjadi lebih deras. Arus yang kuat ini punya kekuatan lebih besar untuk mengikis tanah di sepanjang jalurnya, terutama di hulu dan anak-anak sungai.
Ketika erosi meningkat, partikel tanah dalam jumlah besar akan terbawa arus, membuat air sungai terlihat keruh. Warna keruh ini bisa bervariasi, dari cokelat muda hingga cokelat pekat, tergantung jenis tanah yang mendominasi di wilayah tersebut. Sebaliknya, saat musim kemarau, aliran air melambat dan proses erosi jauh berkurang. Sedimen yang ada akan mengendap ke dasar, membuat air sungai terlihat lebih bening.