Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pengguna e-commerce semakin sering melakukan belanja online. Namun, menariknya, uang yang mereka keluarkan setiap kali berbelanja malah semakin sedikit.
Menurut laporan e-Conomy SEA 2024 yang diterbitkan oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, 60-70 persen dari pertumbuhan pendapatan e-commerce berasal dari para "pengguna lama" daripada dari pengguna baru. Hal ini menunjukkan bahwa pola pertumbuhan sebelumnya yang mengandalkan tambahan pendapatan dari pengguna baru sudah mulai berubah.
Data yang dihimpun oleh Google, Temasek, dan Bain menunjukkan bahwa frekuensi belanja para pengguna e-commerce naik secara signifikan dari 3-4 kali per tahun pada tahun 2012 menjadi 27-32 kali per tahun pada tahun 2024. Ini menandakan bahwa semakin banyak orang yang melakukan pembelian secara online dan bahwa aktivitas belanja online sudah menjadi bagian rutin dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, para konsumen e-commerce juga lebih percaya diri dalam membeli barang sehari-hari melalui platform e-commerce. Hal ini tercermin dari turunnya nilai transaksi per belanja (basket size) dari sekitar US$ 18-23 pada tahun 2012 menjadi US$ 13-15 pada tahun 2024. Hal ini menandakan bahwa meskipun frekuensi belanja meningkat, namun nilai transaksi per belanja menurun.