Menurut laporan, "Konsumen belanja online 8 kali lebih banyak dibandingkan dengan dekade lalu, tetapi bertransaksi lebih kecil tiap berbelanja karena pergeseran dalam kategori dan kompetisi yang makin intens."
Perkiraan dari Google dan mitra menunjukkan bahwa nilai transaksi e-commerce di Asia Tenggara pada tahun 2024 diperkirakan akan meningkat sekitar 15 persen melebihi angka US$ 159 miliar dengan pendapatan naik sekitar 13 persen mencapai angka US$ 35 miliar. Meskipun terjadi peningkatan pendapatan, namun upaya untuk memangkas kerugian membuat margin EBITDA industri e-commerce di Asia Tenggara menyusut menjadi sekitar 10 persen.
Salah satu upaya perusahaan e-commerce untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan menaikkan komisi yang mereka pungut dari penjual di platform masing-masing. Data dari laporan Google menunjukkan bahwa besaran komisi yang dikenakan oleh platform e-commerce di Asia Tenggara terus meningkat dan mendekati "batas atas" yang terbentuk di pasar e-commerce China.
Selain dari pendapatan transaksi, pendapatan iklan juga menjadi sumber tambahan pendapatan e-commerce, terutama dari iklan yang terkait dengan "video commerce." Namun, di sisi lain, biaya pemasaran dan penjualan masih terus meningkat karena persaingan yang semakin intens dengan kehadiran platform e-commerce baru.