Pebisnis impor: Perlu menyesuaikan strategi bisnis untuk mengurangi risiko lonjakan biaya impor.
Investor: Bisa mempertimbangkan diversifikasi investasi ke aset yang lebih tahan terhadap pelemahan rupiah, seperti emas atau obligasi pemerintah.
Masyarakat umum: Menjaga pengeluaran dan tidak terlalu bergantung pada barang impor yang semakin mahal akibat depresiasi rupiah.
Pelemahan rupiah menjadi Rp16.332 per dolar AS disebabkan oleh kondisi ekonomi AS yang masih kuat, terutama di sektor ketenagakerjaan dan inflasi. Dampak dari kebijakan The Fed yang kemungkinan menunda pemangkasan suku bunga semakin memperberat tekanan terhadap rupiah.
Ke depan, stabilitas rupiah akan sangat bergantung pada intervensi Bank Indonesia dan kebijakan ekonomi pemerintah dalam menjaga kepercayaan investor. Masyarakat dan pelaku usaha pun perlu lebih cermat dalam menyikapi fluktuasi nilai tukar agar tidak terdampak terlalu besar oleh pelemahan rupiah ini.