Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/2/2025). Rupiah tercatat melemah 49 poin atau 0,30 persen, sehingga berada di level Rp16.332 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, salah satu faktor utama yang menyebabkan rupiah melemah adalah kondisi ketenagakerjaan di AS yang masih solid. Laporan terbaru menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di AS pada Januari 2025 turun menjadi 4 persen dari sebelumnya 4,1 persen. Selain itu, kenaikan upah pekerja di AS naik 0,5 persen, yang membuat daya beli masyarakat tetap kuat.
Tak hanya itu, ekspektasi inflasi di AS juga meningkat menjadi 4,3 persen dari sebelumnya 3,3 persen. Hal ini semakin memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menunda pemangkasan suku bunga acuan dalam waktu dekat.
Dengan kondisi ekonomi AS yang masih kuat, investor cenderung menahan aset dalam bentuk dolar AS dibandingkan mata uang lain, termasuk rupiah. Jika The Fed tetap mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, maka mata uang negara berkembang seperti rupiah akan semakin tertekan.