Data Bank Indonesia menunjukkan, hingga Maret 2025, pengguna QRIS telah mencapai lebih dari 56 juta orang dengan jumlah merchant lebih dari 38 juta. Volume transaksi meningkat 173 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai Rp 104 triliun, naik 149 persen. Hal ini menunjukkan adopsi teknologi digital yang meluas dan cepat di masyarakat.
Gibran juga memberikan apresiasi khusus kepada generasi Z sebagai motor penggerak utama penggunaan QRIS dalam aktivitas sehari-hari. “Terima kasih kepada Gen Z yang cepat dan mahir mengadopsi teknologi baru, sehingga membantu pengembangan produk teknologi dalam negeri,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kini QRIS tidak hanya hadir di pusat perbelanjaan modern, tetapi juga menjangkau berbagai lapisan masyarakat, dari pedagang kaki lima hingga tempat ibadah. “Belanja di mal, jajan cendol atau seblak di pedagang kaki lima, bahkan donasi di masjid, kini bisa dilakukan cukup dengan scan QRIS melalui ponsel,” jelas Gibran.
Sebelum QRIS diluncurkan pada 2019, sistem pembayaran di Indonesia masih cukup rumit dan mahal, dengan ketergantungan pada uang tunai dan kartu yang membuat antrean panjang serta keterbatasan mesin EDC. Namun saat ini, transaksi menjadi lebih mudah dan inklusif tanpa harus membawa dompet, uang tunai, atau kartu—cukup dengan QRIS di ponsel.