Rusia telah memutus perdagangan dolar AS, euro, dan dolar Hong Kong di bursa saham utama negaranya sebagai respons terhadap sanksi baru dari Amerika Serikat. Langkah ini mengindikasikan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara. Tindakan ini diumumkan oleh Bank of Russia, yang menghentikan sesi perdagangan di pasar valuta asing, logam mulia, dan derivatif di Bursa Efek Moskow yang berkaitan dengan mata uang-mata uang tersebut. Sanksi yang diberlakukan oleh AS juga berdampak pada penyedia layanan keuangan dan bursa Moskow.
Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi terhadap bursa Moskow dan penyimpanan sekuritas sentral Rusia yang menyediakan berbagai layanan keuangan. Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, menyatakan bahwa sanksi tersebut bertujuan untuk meningkatkan risiko bagi lembaga keuangan yang berurusan dengan ekonomi perang Rusia, serta membatasi akses Rusia terhadap teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing. Langkah ini akan menghilangkan jalur penghindaran dan mengurangi kemampuan Rusia dalam mendapatkan keuntungan dari akses terhadap teknologi asing.
Dampak dari aksi Rusia tersebut juga melibatkan bank sentral negara tersebut yang mengatakan bahwa masyarakat masih dapat bertransaksi mata uang tersebut melalui bank Rusia dan simpanan tetap aman. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menegaskan bahwa bank sentral akan mampu menjaga stabilitas di semua pasar. Hal ini memberikan keyakinan kepada masyarakat terkait stabilitas mata uang dan keuangan di tengah tekanan sanksi yang diberlakukan oleh AS.