Tampang

Putin Tutup Perdagangan Dolar AS, Euro, dan Hong Kong

16 Jun 2024 17:21 wib. 38
0 0
Putin Tutup Perdagangan Dolar AS, Euro, dan Hong Kong
Sumber foto: Sindonews.com

Rusia telah memutus perdagangan dolar AS, euro, dan dolar Hong Kong di bursa saham utama negaranya sebagai respons terhadap sanksi baru dari Amerika Serikat. Langkah ini mengindikasikan ketegangan yang semakin meningkat antara kedua negara. Tindakan ini diumumkan oleh Bank of Russia, yang menghentikan sesi perdagangan di pasar valuta asing, logam mulia, dan derivatif di Bursa Efek Moskow yang berkaitan dengan mata uang-mata uang tersebut. Sanksi yang diberlakukan oleh AS juga berdampak pada penyedia layanan keuangan dan bursa Moskow.

Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi terhadap bursa Moskow dan penyimpanan sekuritas sentral Rusia yang menyediakan berbagai layanan keuangan. Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, menyatakan bahwa sanksi tersebut bertujuan untuk meningkatkan risiko bagi lembaga keuangan yang berurusan dengan ekonomi perang Rusia, serta membatasi akses Rusia terhadap teknologi, peralatan, perangkat lunak, dan layanan TI asing. Langkah ini akan menghilangkan jalur penghindaran dan mengurangi kemampuan Rusia dalam mendapatkan keuntungan dari akses terhadap teknologi asing.

Dampak dari aksi Rusia tersebut juga melibatkan bank sentral negara tersebut yang mengatakan bahwa masyarakat masih dapat bertransaksi mata uang tersebut melalui bank Rusia dan simpanan tetap aman. Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menegaskan bahwa bank sentral akan mampu menjaga stabilitas di semua pasar. Hal ini memberikan keyakinan kepada masyarakat terkait stabilitas mata uang dan keuangan di tengah tekanan sanksi yang diberlakukan oleh AS.

Selain itu, Amerika Serikat juga menetapkan sanksi terhadap lebih dari 300 entitas dan individu sebagai bagian dari upaya mengganggu jaringan dengan negara ketiga yang dapat memasok teknologi dan peralatan untuk perang Rusia di Ukraina, kecuali Tiongkok. Langkah ini diambil dalam rangka memberikan tekanan terhadap perang Rusia di Ukraina. Departemen Luar Negeri AS juga menjelaskan bahwa sanksi ini menargetkan entitas di berbagai negara seperti Tiongkok, Belarus, U.A.E, Turki, Kyrgyzstan, Moldova, dan Singapura yang telah memasok barang-barang yang mendukung perang Rusia dalam konflik di Ukraina.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%