Tampang.com | Harga beras kembali melonjak di berbagai pasar tradisional Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras medium naik hingga 8% dalam dua bulan terakhir. Kenaikan ini memicu kekhawatiran masyarakat, terutama kalangan rumah tangga dengan penghasilan rendah.
Kenaikan Harga yang Berulang dan Memberatkan
Kenaikan harga beras bukan hal baru di Indonesia, namun kali ini lonjakannya terasa lebih berat karena berbarengan dengan naiknya harga kebutuhan pokok lain. Di Pasar Cipinang, harga beras kualitas medium kini tembus Rp13.500 per kilogram, padahal awal tahun masih berkisar Rp11.500.
“Dulu saya bisa beli 10 kilo untuk satu bulan, sekarang cuma mampu beli 7 atau 8 kilo. Harus putar otak supaya masakan tetap cukup untuk keluarga,” ujar Bu Rina, ibu rumah tangga di Jakarta Timur.
Dampak Terhadap Daya Beli dan Konsumsi Gizi
Harga beras yang tinggi secara langsung menggerus daya beli masyarakat. Keluarga dengan pendapatan tetap harus menyesuaikan konsumsi, bahkan mengurangi asupan lauk atau sayur demi tetap bisa makan nasi setiap hari. Kondisi ini berisiko menurunkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak.