Tampang

Badai PHK Juga Menghantam Industri Perbankan

13 Sep 2024 12:33 wib. 58
0 0
Badai PHK Juga Menghantam Industri Perbankan
Sumber foto: iStock

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) rupanya tidak hanya berdampak pada industri tekstil, tetapi juga ternyata berdampak pada industri perbankan di Indonesia. Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), sektor perbankan mengalami peningkatan angka PHK belakangan ini, terutama sebagai dampak dari digitalisasi layanan yang mengakibatkan berkurangnya kebutuhan tenaga kerja di kantor cabang.

Menurut peneliti LPEM FEB UI, Muhammad Hanri, banyak bank besar di Indonesia melakukan perampingan tenaga kerja dan beralih ke layanan digital untuk efisiensi operasional. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan dan sektor keuangan secara keseluruhan mengalami pergantian struktural akibat perkembangan teknologi. Hanri juga menegaskan bahwa fenomena PHK di industri perbankan mencerminkan bahwa peningkatan angka PHK tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi makro, melainkan juga dipengaruhi oleh pergeseran struktural dalam industri yang disebabkan oleh perkembangan teknologi.

Meskipun LPEM FEB UI tidak secara spesifik menyebutkan angka pegawai bank yang mengalami PHK akibat digitalisasi, data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan bahwa sekitar 237.080 orang di Indonesia mengalami PHK selama Januari-Oktober 2023. Gelombang PHK tersebut mencapai puncaknya pada bulan Oktober 2023, di mana 45.576 orang kehilangan pekerjaan mereka. Selama paruh pertama 2024, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat bahwa terdapat 32.064 orang yang terkena PHK, menunjukkan peningkatan sebesar 21,45% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. DKI Jakarta menjadi daerah dengan angka PHK tertinggi, diikuti oleh Banten dan Jawa Barat.

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

jose mourinho
0 Suka, 0 Komentar, 28 Agu 2017

POLLING

Partai Lebih Mengutamakan Aspirasi Rakyat atau Kekuasaan?