Nicolai Tangen, CEO dari Norges Bank Investment Management (NBIM), mengatakan bahwa lonjakan harga energi dan bahan mentah bisa menjadi masalah besar bagi bank sentral saat mereka terus memerangi inflasi. NBIM mengelola Norwegian Government Pension Fund Global, dana kekayaan berdaulat terbesar di dunia.
Pada hari Selasa siang, S&P GSCI, index patokan yang melacak kinerja komoditas global, melonjak 9% sejak awal tahun, mengungguli indeks S&P 500 yang lebih luas.
Harga minyak dan tembaga naik sekitar 13% masing-masing sepanjang tahun ini, sementara emas telah mencatat rekor tertinggi baru berkali-kali dalam beberapa bulan terakhir.
Saat ditanya apakah dia memiliki kekhawatiran tentang pasar komoditas yang panas, Tangen dari NBIM menjawab, "Ya, kekhawatiran besar hanyalah apa maknanya untuk inflasi bukan?"
Dia menambahkan, "Jadi, jika harga energi dan bahan mentah terus naik, itu akan berdampak pada harga produk akhir, yang akan lebih tinggi. Dan itu bisa menjadi variabel tak terduga nyata ketika datang ke harapan inflasi."
Dana kekayaan global terbesar di dunia, Norwegian Government Pension Fund Global, yang dikelola oleh Norges Bank Investment Management, mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan dampak dari kenaikan harga energi dan bahan mentah terhadap inflasi. Badan ini mengelola sejumlah besar kekayaan Norwegia, dan melalui pernyataan CEO-nya, Nicolai Tangen, NBIM mengekspresikan kekhawatiran akan konsekuensi dari pasar komoditas yang sedang panas.
Kejadian tersebut terjadi di tengah lonjakan harga komoditas secara global sejak awal tahun ini, terutama melibatkan energi, logam, dan emas. Dalam konteks ini, peringatan yang dikeluarkan oleh NBIM memiliki potensi besar untuk mempengaruhi kebijakan ekonomi global, terutama terkait dengan upaya penanganan inflasi.