Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) selama beberapa tahun terakhir menunjukkan dinamika ekonomi yang menarik terkadang stabil, terkadang bergejolak terutama karena ketergantungan pada sektor-sektor dengan volatilitas tinggi seperti pertambangan. Artikel ini akan menelusuri bagaimana laju pertumbuhan ekonomi NTB dalam beberapa periode terakhir, faktor pendorongnya, serta tantangan yang harus dihadapi agar pertumbuhan berkelanjutan.
1. Gambaran Umum Pertumbuhan Ekonomi NTB
Berdasarkan data resmi, pertumbuhan ekonomi NTB pada tahun 2023 dibanding 2022 (c-to-c) tercatat sekitar 1,80% (pertumbuhan tahunan, periode lengkap) biroekonomi.ntbprov.go.id. Namun, bila dilihat secara kuartal, NTB pada Triwulan IV 2023 tumbuh 3,66% (yoy) dibanding Triwulan IV 2022 biroekonomi.ntbprov.go.id.
Menariknya, pada tahun 2024, meskipun di kuartal IV terjadi kontraksi (−0,50% yoy) dibanding periode sama tahun sebelumnya ntb.bps.go.id, secara keseluruhan pertumbuhan tahunan NTB tercatat tumbuh 5,30% (c-to-c) dibanding 2023 ntb.bps.go.id+1. Artinya, meskipun ada beberapa tekanan pada akhir tahun, secara total aktivitas ekonomi di NTB meningkat cukup signifikan selama 2024.
Untuk Triwulan I 2025, data menunjukkan kontraksi sebesar −1,47% yoy dibanding Triwulan I 2024 ntb.bps.go.id. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan NTB tidak selalu mulus ada fluktuasi yang nyata.
2. Faktor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi NTB
Penting untuk memahami apa saja elemen yang mendorong atau menghambat pertumbuhan di NTB. Berikut ini beberapa faktor utama:
a. Sektor Tambang & Penggalian
Sektor pertambangan memiliki peran besar dan sering menjadi motor utama pertumbuhan di NTB. Misalnya, pada tahun 2024, kontribusi pertambangan menjadi salah satu sektor yang tumbuh besar untuk menopang pertumbuhan total NTB sekitar 5,30% ntb.bps.go.id. Namun, sektor ini juga terkenal rentan terhadap perubahan harga komoditas global, kebijakan ekspor-impor, maupun regulasi lingkungan — yang membuat pertumbuhan dari sektor ini mudah mengalami kontraksi (seperti yang terlihat pada kuartal IV 2024) ntb.bps.go.id.
b. Konsumsi Rumah Tangga dan Investasi
Konsumsi rumah tangga tetap menjadi pilar penting perekonomian daerah. Peningkatan daya beli masyarakat, peningkatan pendapatan, serta kenaikan belanja pemerintah turut menopang pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga penting sebagai penopang pertumbuhan jangka menengah investasi infrastruktur, fasilitas industri, dan sektor-sektor produktif lainnya.