Perbedaan utama antara gelembung ekonomi dan resesi adalah sumber masalahnya. Gelembung ekonomi terjadi ketika harga aset secara tidak rasional melebihi nilai fundamentalnya, sedangkan resesi terjadi karena penurunan aktivitas ekonomi secara umum. Selain itu, dampaknya juga berbeda. Gelembung ekonomi cenderung mengakibatkan penderitaan finansial yang besar, terutama bagi investor yang terlalu banyak berspekulasi di pasar aset. Di sisi lain, resesi mengakibatkan dampak yang lebih merata, dengan banyak orang kehilangan pekerjaan dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.
Penyebab dari masing-masing fenomena ini juga berbeda. Gelembung ekonomi sering terjadi akibat euforia pasar atau spekulasi berlebihan, yang mungkin didorong oleh pelonggaran kebijakan moneter atau faktor lain yang menciptakan optimisme berlebihan di pasar. Di sisi lain, resesi sering kali disebabkan oleh faktor-faktor makro ekonomi yang lebih kompleks, seperti perubahan siklus bisnis, krisis keuangan, atau bahkan faktor eksternal seperti perang atau krisis energi.
Dampak dari kedua fenomena ini juga berbeda. Gelembung ekonomi, ketika pecah, dapat mengakibatkan kehancuran ekonomi yang besar, terutama jika tidak ditangani dengan baik. Ini dapat menyebabkan kebangkrutan, kehilangan investasi besar-besaran, dan bahkan krisis keuangan global. Di sisi lain, resesi umumnya mengakibatkan dampak sosial yang lebih luas, seperti peningkatan pengangguran, kurangnya akses ke layanan sosial, dan bahkan ketidakstabilan politik.