Dampak dari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap neraca perdagangan tidak hanya terasa di sektor ekspor dan impor barang, tetapi juga pada sektor jasa. Perubahan nilai tukar Rupiah juga akan mempengaruhi kegiatan perdagangan jasa, seperti pariwisata, transportasi, dan jasa keuangan. Ketika Rupiah menguat, wisatawan asing akan merasa lebih mahal untuk berkunjung ke Indonesia, sedangkan ketika Rupiah melemah, Indonesia akan menjadi lebih terjangkau bagi wisatawan asing. Demikian juga dengan sektor jasa lainnya, fluktuasi nilai tukar Rupiah dapat memberikan pengaruh yang signifikan.
Untuk merespons fluktuasi nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia seringkali melakukan intervensi pasar dengan tujuan untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah. Namun, dalam jangka panjang, kebijakan moneter dan fiskal juga berperan penting dalam menentukan arah pergerakan nilai tukar Rupiah.
Selain itu, penting bagi pelaku usaha dan pemerintah untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi nilai tukar Rupiah, seperti kondisi politik dan ekonomi global, harga komoditas, neraca perdagangan, serta kebijakan ekonomi luar negeri dari negara-negara mitra dagang.