Lebih lanjut, Hansen mengungkapkan, "Penurunan permintaan terhadap emas sebagai aset aman sangat terkait dengan penguatan pasar saham dan pendekatan AS yang tampak lebih moderat dalam berurusan dengan mitra dagangnya di Eropa." Sebelumnya, Trump sempat berjanji untuk memberlakukan tarif baru pada produk-produk Uni Eropa, namun ia merubah kebijakannya pada akhir pekan, memperpanjang batas waktu negosiasi hingga 9 Juli.
Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penguatan sebesar 0,3%, yang menjadikan emas yang diukur dalam dolar menjadi lebih mahal bagi investor dari luar AS, sehingga semakin memperparah kondisi harga emas di tingkat global.
Pasar kini tertuju pada pernyataan dari beberapa pejabat The Federal Reserve (The Fed) dalam minggu ini, serta rilis data inflasi inti (core PCE) yang dijadwalkan keluar pada hari Jumat. Data tersebut dianggap penting untuk memproyeksikan kebijakan suku bunga ke depan dari The Fed. Rhona O’Connell, seorang analis dari StoneX, mengatakan bahwa "Emas berada dalam fase konsolidasi. Selama masih ada ketidakpastian yang menghantui pasar, harga emas cenderung akan tetap terdukung. Namun, kami melihat bahwa kemungkinan untuk harga tertinggi sudah terlewati."