Badan legislatif China akan melakukan sesi penting di Beijing pada 4-8 November, dengan harapan bahwa ada kemungkinan persetujuan untuk stimulus fiskal lebih lanjut guna menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi.
Para ekonom memperkirakan bahwa pertemuan ini akan mengkonfirmasi rencana untuk membiayai kembali utang pemerintah daerah serta menerbitkan obligasi negara guna menyuntikkan modal ke dalam bank. Saat ini, investor sedang mengawasi potensi stimulus baru yang mungkin dilakukan dalam bentuk peningkatan pinjaman dan belanja publik, meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai kemungkinan realisasi stimulus tersebut pada tahun ini.
Tekanan deflasi yang semakin dalam dalam harga produsen diperkirakan akan menjadi penghambat bagi pendapatan perusahaan di China. Meskipun terdapat pertumbuhan output industri yang lebih cepat, harga pabrik telah mengalami penurunan selama 24 bulan berturut-turut hingga bulan September. Hal ini mencerminkan lemahnya permintaan domestik di dalam negeri.
Meskipun ekspansi ekonomi China melambat pada kuartal ketiga, terdapat tanda-tanda perbaikan awal yang muncul pada bulan September, antara lain peningkatan kinerja industri dan konsumsi. Ekonomi China hanya tumbuh sebesar 4,6% pada periode Juli-September dibandingkan dengan tahun sebelumnya, laju pertumbuhan terendah sejak Maret 2023.