Jakarta, Tampang.com – Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan pasar setelah mencatat rekor tertinggi baru di level 111.900 dollar AS beberapa waktu lalu, namun kini mengalami koreksi ke posisi 105.000 dollar AS. Koreksi ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan jual yang dipicu oleh aksi ambil untung dan kekhawatiran pasar terhadap data ekonomi makro global, khususnya inflasi Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian kebijakan suku bunga The Fed. Kapitalisasi pasar kripto global juga mengalami tekanan, tercatat turun lebih dari 1,7 persen dalam 24 jam terakhir, dengan total kapitalisasi pasar aset kripto global saat ini sebesar 3,32 triliun dollar AS dan volume perdagangan harian mencapai 145,13 miliar dollar AS.
Menanggapi hal ini, Vice President Indodax Antony Kusuma menilai, fluktuasi merupakan bagian dari dinamika pasar kripto yang reaktif terhadap sentimen global. Ketika harga menyentuh titik tertinggi historis, wajar bila terjadi aksi ambil untung. “Namun penting untuk dipahami bahwa koreksi jangka pendek tidak selalu mencerminkan pelemahan fundamental Bitcoin,” ujar Antony melalui keterangan pers, Sabtu (31/5/2025).