Tanpa ragu, Bahlil menegaskan kecurigaannya dengan sumpah. "Bapak ibu semua, saya jujur mengatakan demi Allah, menurut saya ini ada unsur kesengajaan, by design," tegasnya, menunjukkan tingkat keyakinan yang tinggi terhadap dugaannya.
Setelah melakukan penelusuran mendalam, Bahlil menemukan fakta mengejutkan: adanya 301 eksplorasi minyak yang belum memiliki plan of development (POD) atau rencana pengembangan. Padahal, izin konsesi untuk 301 titik tersebut sudah diberikan sejak lama.
"(Tapi) POD-nya dibuat mundur-mundur," ungkap Bahlil, mengindikasikan adanya praktik penundaan sengaja yang menghambat produksi minyak dalam negeri. Kondisi ini secara langsung berkontribusi pada ketergantungan impor BBM.
Merespons temuan ini, Bahlil kemudian meminta izin kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh. Ia bahkan menegaskan akan mengambil tindakan tegas, termasuk mencabut izin konsesi minyak yang tidak menunjukkan progres.
"Saya izin bawa Presiden, dengan segala hormat, kami akan evaluasi. Sampai praktik pencabutan izin, saya tidak main-main. Termasuk satu perusahaan besar yang sudah 26 tahun diberikan konsesi, ya saya buka saja, ini kan forum," tutur Bahlil, tanpa ragu menyebut salah satu pihak yang diduga terlibat.