Sorotan Terhadap Utang Pemerintah: Angka yang Mengejutkan
Utang pemerintah Indonesia telah mencapai angka yang signifikan, menarik perhatian serius para ekonom. Per akhir Kuartal II-2025, jumlah utang pemerintah tercatat sebesar Rp 9.138,05 triliun. Angka ini bukanlah sekadar statistik, melainkan sebuah indikator penting yang memengaruhi stabilitas fiskal negara kita.
Isu ini menjadi topik hangat dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia pada 29 Oktober 2025. Diskusi tidak hanya berpusat pada jumlah utang yang besar. Para ekonom juga menyoroti peningkatan rasio pembayaran utang dan beban utang jatuh tempo. Ini adalah aspek krusial yang menentukan kemampuan finansial pemerintah di masa mendatang.
Kekhawatiran Mendalam Para Ekonom: Rasio Pembayaran Utang dan Beban Jatuh Tempo
Tingginya angka utang memicu kekhawatiran mendalam di kalangan para ekonom. Mereka menyoroti dua aspek utama: Rasio Pembayaran Utang (Debt Service Ratio/DSR) dan beban utang jatuh tempo yang terus meningkat. Ini adalah sinyal yang perlu kita cermati bersama.
Ekonom Senior Bright Institute, Awalil Rizky, mengungkapkan DSR Indonesia saat ini mencapai 43%. Angka ini jauh melampaui batas aman yang ditetapkan Dana Moneter Internasional (IMF), yaitu 25-35%. DSR yang tinggi berarti sebagian besar pendapatan negara harus dialokasikan untuk membayar utang. Selain itu, pembayaran bunga (Interest Payment) mencapai 19,5% dari anggaran. Ini juga berada di atas praktik terbaik internasional, mengurangi ruang fiskal untuk pembangunan sektor lain.