Hasilnya menunjukkan bahwa megalodon kemungkinan berburu dengan kecepatan 5,9 meter per detik, sedangkan hiu putih raksasa berenang dengan kecepatan 5,7 meter per detik di urutan kedua. Jadi, megalodon menjadi pemenangnya dalam perlombaan dengan hiu putih raksasa, meski keunggulannya tidak signifikan. Namun, kedua raksasa itu kalah dibandingkan dengan hiu mako sirip pendek yang secara teoritis mencatat kecepatan berburu 10,5 meter per detik.
Ilustrasi megalodon, gambaran dari makhluk purba yang pernah mendominasi lautan, telah menjadi pusat perhatian dalam pembahasan ini. Megalodon yang merupakan hiu purba raksasa memiliki gigi-gigi besar dengan bentuk yang mirip dengan hiu putih raksasa yang masih ada saat ini. Walaupun ukuran megalodon jauh lebih besar dari hiu putih raksasa, megalodon diperkirakan memiliki kecepatan buru yang lebih tinggi, yang menjadikannya lebih unggul dalam menghadapi mangsanya.
Selain itu, studi ini menjadi yang pertama secara ilmiah dalam penggunaan CT sinar-X untuk mengungkap morfologi permukaan tiga dimensi terperinci dari gigi hiu putih. Informasi ini diharapkan dapat menginspirasi pembuatan struktur baru yang dapat digunakan untuk mengurangi hambatan dalam dinamika fluida, dan dapat diadaptasi untuk bekerja pada berbagai kecepatan.