“Kami langsung melakukan pemeriksaan kesehatan bagi semua PMI yang datang. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan satu orang yang terinfeksi HIV. Orang tersebut akan ditangani lebih lanjut oleh pihak medis," tambah Fanny.
Selain itu, beberapa PMI juga mengalami kelelahan ekstrem dan malnutrisi akibat kondisi kerja yang buruk di Malaysia. Beberapa dari mereka mengaku menerima perlakuan tidak manusiawi, seperti upah yang tidak dibayarkan, jam kerja yang panjang, serta tempat tinggal yang tidak layak.
Dari total 108 PMI, mayoritas berasal dari Sumatera Utara dan Jawa Timur. Mereka bekerja di berbagai sektor, seperti perkebunan kelapa sawit, konstruksi, dan sektor rumah tangga.
Banyak dari mereka mengaku berangkat ke Malaysia melalui jalur tidak resmi, seperti menggunakan jasa calo atau agen ilegal. Tanpa dokumen lengkap, mereka rentan terkena eksploitasi dan razia imigrasi oleh otoritas Malaysia.
"Kami berharap ada pengetatan pengawasan terhadap jalur-jalur ilegal yang digunakan untuk menyelundupkan PMI ke luar negeri. Ini penting agar mereka tidak menjadi korban perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja," kata Fanny.