Sekuriti setempat langsung melaporkan kejadian itu ke Polsubsektor Teluk Intan.
"[Korban] sudah tergeletak di pelataran parkir dalam posisi terlentang, selanjutnya anggota sekuriti melaporkan kejadian tersebut ke Polsubsektor Teluk Intan," ujar Gidion.
Gidion membenarkan kepada media bahwa penyebab kematian empat orang tersebut adalah bunuh diri. Namun, pihak kepolisian masih belum mengetahui penyebab bunuh diri tersebut. Kepala Polsek Penjaringan Komisaris, Agus Ady Wijaya, menyatakan, berdasarkan penuturan sejumlah saksi dan barang bukti, termasuk pantauan kamera pemantau (CCTV), ada indikasi kuat keempat korban melakukan bunuh diri di lantai 21 apartemen.
"Kami belum menentukan motif yang membuat satu keluarga ini melakukan aksi bunuh diri," kata Agus, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (9/03). Petugas dikatakan memeriksa para saksi seperti petugas keamanan dan keluarga korban yang lain. Selain itu pemeriksaan juga meliputi identifikasi kendaraan dan membuka ponsel milik korban.
Berdasarkan keterangan saksi-saksi, para korban bunuh diri merupakan anggota-anggota keluarga yang terdiri dari suami EA (50), istri AIL (52) dan dua anaknya, yaitu JWA (13) serta JL (15).
Menurut Agus, keempat korban mengalami luka berat di bagian kepala, tangan dan kaki. Saat ditemukan, keempat korban sudah tak bernyawa,
"Keempat jasad sudah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan 'visum et repertum' dan saksi diamankan untuk dimintakan keterangan lebih lanjut," kata Agus.
- Keluarga sudah dua tahun tidak tinggal di apartemen tersebut
Kepala Polsek Penjaringan Komisaris Agus Ady Wijaya menyebut empat orang anggota keluarga yang bunuh diri sudah tidak tinggal di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
"Para korban sudah lama tidak menempati apartemen ini," ucap Kapolsek Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya, kepada Kompas.com, Minggu (10/03).
Menurut keterangan saksi, keluarga itu sudah dua tahun tidak menempati apartemen tersebut.
”Ketika datang lagi ke apartemen, mereka langsung melakukan tindakan [bunuh diri] ini,” kata Agus.
Berdasarkan hasil identifikasi dari Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis), korban terluka parah di sejumlah bagian tubuh.
- Keempat korban ditemukan dengan tali terikat pada tangan
Polisi menemukan ikatan tali yang putus pada tangan keempat jasad tersebut. Diduga bahwa tali tersebut terikat pada tangan sebelum mereka melakukan aksi bunuh diri.
“Kondisi EA terikat dalam tali yang sama dengan JL, namun kondisinya di bawah ikatan tali tersebut lepas," ungkap Agus, seperti dikutip Kompas.com.
"Kemudian AIL terikat tali yang sama dengan JWA, pada saat di bawah ikatan tali tersebut masih mengikat pada kedua tangan mereka," tambahnya.
Polisi mengatakan saat ini masih mencari petunjuk dari ponsel korban. Tim Laboratorium Forensik (Labfor) tengah mendalami ponsel korban.
"Ponsel milik korban rusak, sedang dalam proses di labfor," ujarnya.
- Ayah cium istri dan dua anaknya
Dari rekaman kamera CCTV, polisi mengatakan pihaknya mengetahui sebagian aktivitas keluarga tersebut sebelum melompat dari apartemen itu.
Disebutkan, mereka terlihat naik ke lantai 22 apartemen.
Dalam rekaman video, sang ayah sempat mencium istri dan dua anaknya ketika hendak masuk lift.
"CCTV menunjukkan para korban ini datang bersama, naik lift bersama. Di lift, EA menciumi para korban lain," ungkap Kapolsek Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya, Minggu (10/03), seperti dilaporkan Kompas.com.
Setelah itu, sang ibu mengumpulkan ponsel para korban dan diletakkan dalam tasnya hingga keluar lift, kata polisi.
"AIL mengumpulkan HP para korban di tasnya, sampai keluar lift bersama," papar Agus.
Sesampainya mereka di lantai atas, tidak ada saksi lain yang melihat aktivitas mereka.
Tetapi, kamera CCTV kedua menayangkan saat empat orang itu jatuh bersamaan usai melompat dari lantai atas apartemen, tambah Agus.
- Tetangga sebut keluarga diduga terlilit masalah finansial
Salah seorang tetangga korban, Arif, mengaku sudah kenal dengan keluarga korban sejak 2017. Saat itu, Arif tinggal di lantai 16, bersebelahan dengan bilik keluarga korban.
Ia mengaku sempat mendengar keluarga empat orang itu berencana pindah ke Solo, Jawa Tengah.
"Saat itu suaminya sudah pulang. Tinggal anak dan istrinya," kata Arif, 48, kepada kantor berita Antara.
Pria yang bekerja sebagai pengusaha sarang burung walet itu menyatakan dirinya sempat memberikan uang sejumlah Rp3 juta kepada keluarga itu.
Ia mengeklaim uang itu ia berikan tanpa keluarga tersebut meminta. "Saya tahu mereka lagi susah. Perempuannya mau nangis." Arif mengaku selama tinggal bertetangga dengan keluarga itu, tak pernah ia mendengar keributan dari bilik tersebut.
"Cuma saya pernah lihat barang-barang di dalam rumah berantakan," ujarnya.
- Kejadian bunuh diri sekeluarga sempat viral di media sosial
Semula sebuah video yang menampilkan keempat korban terlentang di jalan viral di media sosial, Sabtu (9/3).
Dalam video itu, dijelaskan bahwa empat orang tewas diduga bunuh diri di apartemen daerah Penjaringan, Jakarta Utara. Keempat jasad terlihat ditutupi kardus sambil menunggu polisi dan petugas kesehatan tiba di lokasi.