Tutup Iklan
hijab
  
login Register
demo ahok

Idealisme Hangat Hangat Tahi Ayam

11 Mei 2017 | Dibaca : 4764x | Penulis : Tonton Taufik

Sebelum pemilihan:

Armando: "Mayoritas masyarat DKI adalah golongan masyarakat terdidik. Mereka adalah pemilih rasional. Mereka tidak akan terpengaruh oleh isu-isu agama."

Setelah pemilihan:

Armando: "57.9 persen masyarakat DKI GOBLOK semua!"

😩

 

Sebelum hakim memutuskan:

Abu Janda: "Semua harus menerima keputusan hakim. Kita harus belajar dewasa sebagai warga negara. Ini negara hukum, Bung!"

Setelah hakim memutuskan:

Abu Janda: "Hakim b*ngsat! Negara apa ini? Pasti hakimnya disuap! Bebaskan Ahok sekarang juga. Dia tidak bersalah. Jusuf Kalla harus mundur dari kursi Wapres!"

😥

 

Sebelum sidang berakhir:

Jelantik: "Itu yang demo-demo tanggal cantik apa pengangguran semua ya? Seharian demo kayak orang nggak punya kerjaan. Dasar kaum radikal intoleran!"

Dan dari kemarin sore hingga tadi malam, Jelantik termasuk salah satu demonstran yang menangis sambil memeluk tiang listrik di depan LP Cipinang. Membakar apa saja yang bisa dibakar, dan bersama teman-temannya berusaha merobohkan pagar bangunan LP. Dan akhirnya Ahok harus dipindahkan karena keamanannya terancam oleh pendukungnya sendiri.

 

***

 

Armando, Abu Janda, dan Jelantik, adalah gambaran 42% masyarakat kita yang idealismenya bisa berubah-ubah secara drastis, tergantung mood mereka. Perubahannya tidak lagi hitungan tahun. Idealisme mereka bisa berubah dalam hitungan detik.

Mereka begitu mudah mencap orang lain yang tidak sepaham dengan mereka sebagai golongan radikal, anti pancasila, tidak taat hukum, intoleran, dan label-label negatif lainnya. Padahal di satu sisi, mereka sendiri mempraktekkan semua secara vulgar.

Mereka juga yang dulu menangis terisak-isak ketika pemerintahan SBY menaikkan BBM bersubsidi sebesar 500 rupiah, ketika pemerintah saat itu tidak lagi mampu menanggung beban subsidi BBM akibat melonjaknya harga minyak mentah dunia. Mereka mengutuk SBY sebagai vampir penghisap darah rakyat.

Lalu ketika pemerintahan berganti, kemudian mereka berbalik menjadi golongan yang mengutuk orang-orang yang menangis ketika pemerintah menghapus hampir semua subsidi, sebagai golongan masyarakat manja dan pemalas.

Begitulah. Harap maklum. Yang waras ngalah!

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Kenali Perbedaan Antara Fintech Legal dan Fintech Ilegal
31 Desember 2019, by Admin
Akhir-akhir ini marak dengan pemberitaan tentang fintech lending atau layanan pinjaman online. Di mana yang banyak dikeluhkan akibat cara penagihan yang ...
PSMS Medan dan Martapura FC Puncaki Klasemen Liga 2 Indonesia
11 November 2017, by Admin
Tampang.com - PSMS Medan dan Martapura FC sukses mengawali Babak 8 Besar Liga 2 dengan hasil sempurna. Kedua tim tersebut sama-sama menaklukan lawan-lawan ...
Stop Konten Pornografi, YouTube Hapus Daftar Keyword Seronok
29 November 2017, by Retno Indriyani
Semakin canggihnya teknologi menjadikan banyak oknum tidak bertanggungjawab semakin semena-mena dalam membuat onar. Tak terkecuali dalam meracuni pola pikir ...
situs nikahsirri
24 September 2017, by Risa Suadiani
Pada Minggu, 24 September 2017 Polda Metro Jaya menggelar rilis pers kasus website pornografi berkedok pernikahan, nikahsirri.com. Kombes Adi Deriyan ...
Kebiasaan Ini Ternyata Merusak Kesehatan Kita
5 September 2017, by Rindang Riyanti
Hal-hal yang biasa kita lakukan tidak sesederhana kelihatannya. Beberapa diataranya sedikit berbahaya, dan yang lainnya mungkin benar-benar berbahaya. 1. ...
 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved
 
Tutup Iklan
hijab