Mereka juga yang dulu menangis terisak-isak ketika pemerintahan SBY menaikkan BBM bersubsidi sebesar 500 rupiah, ketika pemerintah saat itu tidak lagi mampu menanggung beban subsidi BBM akibat melonjaknya harga minyak mentah dunia. Mereka mengutuk SBY sebagai vampir penghisap darah rakyat.
Lalu ketika pemerintahan berganti, kemudian mereka berbalik menjadi golongan yang mengutuk orang-orang yang menangis ketika pemerintah menghapus hampir semua subsidi, sebagai golongan masyarakat manja dan pemalas.
Begitulah. Harap maklum. Yang waras ngalah!