Ingat: jika sesuatu terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, kemungkinan besar itu adalah jebakan. Penipu sengaja menyusun narasi yang menarik agar korban tergoda dan segera mengambil keputusan impulsif, terutama jika dibarengi dengan tekanan waktu.
Gunakan Fitur Keamanan Digital yang Tersedia
Untuk mengurangi risiko menjadi korban kejahatan digital, pengguna harus memanfaatkan fitur keamanan yang disediakan oleh aplikasi dan platform digital. Banyak layanan email, media sosial, dan aplikasi keuangan yang sudah menyediakan otentikasi dua faktor (2FA), verifikasi tambahan saat login, hingga peringatan aktivitas mencurigakan.
Meski terdengar merepotkan, fitur-fitur ini bisa menjadi benteng pertahanan penting yang membedakan antara keamanan dan kerugian.
Kenali 8 Ciri-Ciri Umum Penipuan Online
Agar lebih siap menghadapi berbagai modus penipuan digital, berikut adalah delapan ciri utama yang biasanya digunakan oleh para penipu online:
-
Menggunakan Identitas Palsu
Pelaku sering kali menggunakan nama atau akun yang terlihat mencurigakan. Mereka bisa menyamar sebagai institusi resmi, seperti bank, perusahaan besar, atau bahkan teman korban.
-
Tawaran Hadiah atau Imbalan yang Tak Masuk Akal
Penipu menjanjikan hadiah besar yang sulit dipercaya, misalnya ratusan juta rupiah dari undian yang tidak pernah diikuti.
-
Menekan Korban dengan Waktu Terbatas
Taktik “cepat ambil keputusan atau kesempatan hilang” digunakan untuk membuat korban panik dan bertindak tanpa berpikir panjang.
-
Meminta Informasi Pribadi
Data seperti OTP, nomor rekening, password, dan informasi sensitif lainnya menjadi target utama pelaku. Jika permintaan ini muncul, itu sinyal bahaya.
-
Bahasa dan Tata Bahasa Tidak Profesional
Banyak pesan penipuan memiliki tata bahasa yang buruk, tidak rapi, atau terlihat seperti terjemahan otomatis.
-
Permintaan Pembayaran Mencurigakan
Korban diminta mentransfer uang ke rekening pribadi atau melalui metode yang tidak aman dan sulit dilacak.
-
Kontak Tidak Jelas atau Tidak Bisa Dikonfirmasi
Situs, nomor telepon, dan email yang digunakan biasanya tidak dapat diverifikasi atau terkesan fiktif. Pastikan untuk mengecek semua informasi melalui kanal resmi.
-
Manipulasi Psikologis (Social Engineering)
Modus ini melibatkan teknik memanipulasi emosi korban agar mempercayai pelaku, baik melalui ancaman, empati, maupun rayuan. Ini salah satu metode paling efektif yang sering digunakan penipu.