Ancaman Digital untuk Para Korban
Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa korban yang iPhone-nya berakhir di sana mendapatkan pesan misterius dari pihak yang mengaku sebagai "pemilik baru" ponsel tersebut. Dalam pesan tersebut, pelaku memberikan ancaman halus kepada pemilik asli untuk mencabut fitur kunci iPhone (Activation Lock).
Isi pesan tersebut menyebutkan bahwa jika kunci tidak dibuka, maka motherboard akan dijual ke orang lain yang bisa saja menyalahgunakannya. Bahkan, mereka mengklaim bisa mendaur ulang ponsel dan menjadikannya perangkat baru, sambil menegaskan bahwa mereka bukanlah pencuri. Tindakan ini membuka peluang besar terhadap peretasan data pribadi, pencurian kartu kredit, atau bahkan penipuan terhadap kontak keluarga dari pemilik perangkat.
Salah satu pesan yang dilaporkan menyebutkan:
"Kami sarankan Anda segera membuka kunci iPhone agar bisa kami reset ke pengaturan pabrik dan menghapus semua data pribadi Anda."
Pesan semacam ini mengindikasikan bahwa sindikat tersebut memiliki pemahaman teknis tinggi dan tahu cara menekan korban agar menyerahkan kendali atas perangkatnya, dengan embel-embel penghapusan data sebagai bentuk “perlindungan”.
Gedung Feiyang Times: Pusat Operasi Gelap?
Dari berbagai laporan yang masuk, Gedung Feiyang Times disebut memiliki banyak toko dan kios yang bergerak di bidang reparasi dan penjualan ponsel bekas. Namun, di balik aktivitas tersebut, ada jaringan perdagangan gelap yang memanfaatkan kelemahan sistem keamanan global dalam pelacakan dan distribusi perangkat.
Sebagian besar iPhone yang masuk ke sana adalah hasil curian yang dijual dalam pasar gelap internasional. Setelah sampai di Shenzhen, perangkat itu bisa saja dijual kembali dalam kondisi “clean” jika berhasil dibuka paksa, atau dipreteli dan dijual per bagian jika terkunci.