Jalan pagi mungkin terdengar seperti rekomendasi kebugaran yang kerap kita dengar, namun seringkali kita hanya mengabaikannya. Saya pun awalnya demikian, bahkan merasa ragu untuk memulainya. Namun, setelah satu bulan penuh menjalani rutinitas tersebut dengan konsisten, saya menemukan manfaat yang luar biasa yang mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Keputusan ini bukan sekadar mengikuti tren, tetapi dilatarbelakangi oleh rasa lelah akibat duduk seharian di tempat kerja yang menuntut banyak gerakan.
Saya mulai dengan langkah sederhana: berjalan selama 20 hingga 40 menit setiap pagi tanpa menargetkan jarak atau kecepatan tertentu. Awalnya, setiap langkah terasa berat. Napas saya cepat ngos-ngosan, betis sering mengalami kram, dan semangat berfluktuasi sesuai kondisi fisik. Namun, saya berusaha untuk tetap melanjutkan langkah.
Seiring waktu, tubuh saya mulai beradaptasi. Setiap minggu membawa peningkatan yang menyenangkan. Di minggu pertama, saya merasakan dampak terbesar pada sistem pernapasan. Seiring meningkatnya frekuensi jalan, saya belajar mengatur ritme napas dengan lebih baik, dan di minggu kedua, saya bahkan mampu melakukan trekking ringan tanpa banyak kesulitan.
Meskipun sempat merasakan ketidaknyamanan di area betis dan lutut, rasa nyeri tersebut justru menjadi sinyal positif bahwa tubuh saya sedang beradaptasi dan memperkuat otot-otot kaki. Seiring berjalannya waktu, otot menjadi lebih kuat, postur tubuh pun membaik, dan langkah saya menjadi lebih mantap.
