Di tengah kondisi pasar yang sedang tidak bersahabat bagi perusahaan rintisan dan modal ventura, SignalFire justru mencetak gebrakan besar. Perusahaan modal ventura yang berbasis di San Francisco ini berhasil mengumpulkan dana lebih dari US$1 miliar, atau sekitar Rp16,84 triliun, yang akan dialokasikan khusus untuk mendukung startup berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Langkah ambisius ini menjadi sorotan utama di industri modal ventura, terutama karena dilakukan di tengah tekanan ekonomi global, suku bunga tinggi, dan berkurangnya minat investor pada sektor startup secara umum. Meski begitu, SignalFire justru melihat peluang besar di sektor AI yang kini berkembang pesat dan menjanjikan lompatan besar dalam banyak sektor industri.
Pendanaan baru ini akan diumumkan secara resmi pada hari Senin, dan membuat total aset yang dikelola SignalFire melonjak menjadi US$3 miliar. Fokus investasi akan diarahkan pada perusahaan-perusahaan tahap awal (early-stage), terutama yang mengembangkan aplikasi dan solusi berbasis AI yang aplikatif serta dapat digunakan di berbagai lini bisnis.
CEO SignalFire, Chris Farmer, menegaskan bahwa perusahaannya memiliki visi jangka panjang terhadap potensi revolusioner dari teknologi AI. Dalam sebuah pernyataan resmi, Farmer mengatakan, “Investor kami melihat hal yang sama seperti kami lihat—bahwa AI adalah peluang paling signifikan di zaman kita.”
Dalam wawancara terpisah, Farmer mengklaim bahwa SignalFire adalah perusahaan modal ventura pertama yang sejak awal dibangun dengan landasan teknologi AI. Saat perusahaan ini berdiri tahun 2013, pendekatan tersebut memang terdengar asing dan tidak umum. Namun, menurutnya, saat ini tidak lagi bisa dihindari bahwa data dan AI telah menjadi fondasi penting dalam membangun perusahaan modern. Ia bahkan menambahkan, “Jika Anda tidak mengintegrasikan AI dan data dalam bisnis, maka Anda akan tertinggal jauh di belakang.”