Studi menunjukkan perubahan pola curah hujan dan peningkatan prevalensi kekeringan berkepanjangan, bukan suhu yang meningkat, merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan tanaman.
Namun saat sebuah studi baru yang dipublikasikan di jurnal Nature Ecology and Evolution menunjukkan, tidak semua populasi tanaman akan beresiko sama. Studi ini adalah salah satu yang pertama menguji bagaimana populasi spesies tanaman yang berbeda akan terpengaruh oleh perubahan iklim.
Hasil penelitian tersebut menyarankan tanaman yang tinggal di tempat yang sudah mengalami variabilitas curah hujan tingkat tinggi dan kekeringan yang sering akan lebih mampu bertahan menghadapi perubahan iklim.
Periset dengan Max Planck Institute di Jerman menanam selai mustar di puluhan lokasi di Afrika Utara, Spanyol, Eropa Tengah dan Swedia utara. Para ilmuwan menyebabkan tanaman mengalami kekeringan parah dan mengamati kemampuan mereka untuk bertahan hidup.
Analisis genom menunjukkan adanya mutasi yang berkorelasi dengan sifat adaptif dan survivabilitas. Dengan menggunakan model iklim terbaru, para peneliti memetakan variasi genetik yang berbeda terkait dengan adaptasi tanaman.