Lumma sendiri sempat diguncang oleh operasi gabungan FBI, Departemen Kehakiman AS, dan Microsoft pada Mei 2025, di mana mereka berhasil menyita 2.300 domain yang terhubung dengan infrastruktur kejahatan siber tersebut. Sedangkan META Stealer sempat terganggu aktivitasnya melalui operasi "Magnus" yang dilaksanakan pada Oktober 2024.
Infostealer, Akar dari Banyak Serangan Siber Besar
Tak bisa dimungkiri, infostealer kini menjadi akar dari banyak pelanggaran data berskala besar. Beberapa perusahaan besar seperti UnitedHealth, CircleCI, PowerSchool, Snowflake, dan HotTopic diketahui menjadi korban dari serangan yang berawal dari malware jenis ini. Sekali infostealer berhasil menginfeksi sistem, ia bisa memberikan akses penuh kepada pelaku untuk menjebol data-data penting.
Penegakan Hukum Internasional dan Masa Depan Keamanan Siber
Operasi Secure menandai langkah maju dalam penegakan hukum internasional di ranah kejahatan siber. Kolaborasi antarlembaga dan negara seperti ini menjadi penting mengingat kejahatan digital tidak mengenal batas negara. Keberhasilan operasi ini juga memberikan sinyal kepada para pelaku bahwa dunia kini tidak lagi menoleransi aksi pencurian data yang merugikan jutaan orang.
Namun demikian, para ahli juga mengingatkan bahwa ancaman dari malware seperti infostealer belum akan mereda. Dibutuhkan penguatan sistem keamanan digital, edukasi publik tentang keamanan siber, serta kerja sama lintas sektor untuk membendung laju perkembangan malware yang terus berevolusi.