Uni Eropa, khususnya melalui GDPR, menetapkan standar tinggi dalam perlindungan data pribadi. Dalam aturan ini, transfer data lintas batas hanya diperbolehkan ke negara yang memiliki perlindungan hukum data pribadi setara dengan UE. Negara seperti Amerika Serikat dan Inggris bahkan harus menandatangani perjanjian khusus agar dapat bertransaksi data dengan UE.
China, dalam hal ini, belum memenuhi standar tersebut dan belum menjalin mekanisme legal setara untuk transfer data dari Eropa. Inilah yang menjadi alasan utama permintaan Jerman untuk menghapus DeepSeek dari toko aplikasi.
Apa Dampaknya bagi Pengguna?
Jika permintaan Jerman dikabulkan, pengguna di negara tersebut tidak lagi dapat mengunduh aplikasi DeepSeek secara resmi melalui Apple App Store maupun Google Play Store. Meski aplikasi yang sudah terpasang masih bisa digunakan, potensi pemblokiran lanjutan melalui jaringan lokal atau penghapusan otomatis juga bisa terjadi di kemudian hari.
Hal ini bisa menjadi preseden penting bagi negara-negara Uni Eropa lainnya untuk melakukan peninjauan terhadap aplikasi serupa yang tidak memiliki transparansi perlindungan data.
Penutup: Apa Langkah Selanjutnya?
Kasus ini mencerminkan betapa pentingnya menjaga kedaulatan data di era digital, khususnya dalam menghadapi gelombang aplikasi AI asing yang semakin banyak digunakan secara global. Langkah tegas Jerman bisa membuka diskusi lebih luas tentang keamanan data di tengah invasi AI dari berbagai negara.
Apakah langkah Jerman akan diikuti negara-negara lain? Dan apakah perusahaan teknologi akan lebih serius memperhatikan regulasi privasi internasional? Kita tunggu perkembangannya