Fenomena ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga bersifat menyeluruh, bukan hanya untuk model premium. Dengan begitu, konsumen dari berbagai segmen akan merasakan dampaknya, dari pengguna iPhone murah hingga penggemar iPhone kelas atas.
Apple Belum Angkat Bicara, Tapi Konsumen Sudah Resah
Hingga kini, pihak Apple belum memberikan pernyataan resmi terkait prediksi kenaikan harga tersebut. Namun banyak pihak meyakini bahwa kenaikan harga menjadi hal yang tak terhindarkan jika Trump benar-benar menerapkan kebijakan tarif tersebut dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, Reuters juga memperkirakan bahwa produk lain buatan Apple akan mengalami hal serupa, meskipun belum ada estimasi pasti. Hal ini bisa mencakup iPad, MacBook, hingga aksesori seperti AirPods dan Apple Watch.
Vietnam dan India Juga Terkena Imbas
Beberapa waktu terakhir, Apple telah berusaha melakukan diversifikasi produksi dengan memindahkan sebagian pabrik dari China ke negara lain seperti Vietnam dan India. Langkah ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap China dan menghindari dampak geopolitik.
Namun sayangnya, kebijakan tarif Trump kali ini juga menyasar negara-negara tersebut. Vietnam dikenakan tarif sebesar 46%, sementara India 26%. Artinya, strategi Apple untuk mengamankan rantai pasok produksinya ternyata tidak mampu sepenuhnya melindungi mereka dari kebijakan tarif AS.
Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan Trump berdampak luas dan sulit dihindari, bahkan untuk perusahaan sebesar Apple sekalipun. Apapun strategi yang dijalankan, jika seluruh negara mitra produksi dikenai tarif tinggi, maka lonjakan harga menjadi sesuatu yang tak terelakkan.
Fitur AI Tak Cukup Menggoda, Penjualan iPhone Lesu
Masalah Apple tak hanya berhenti pada tarif dagang. Penjualan iPhone dalam beberapa waktu terakhir memang menunjukkan tren penurunan. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya daya tarik dari fitur-fitur baru, khususnya teknologi AI yang dibenamkan di model terbaru.