Apple Store di berbagai penjuru Amerika Serikat mendadak dipadati pembeli. Antrean panjang dan kerumunan konsumen terlihat hampir di semua toko fisik Apple. Bukan karena peluncuran produk baru, melainkan karena kekhawatiran yang kian meluas akan kenaikan harga iPhone secara besar-besaran. Penyebabnya? Kebijakan tarif impor baru dari Presiden Donald Trump yang menuai reaksi keras dari publik.
Menurut laporan dari Bloomberg, lonjakan pembelian iPhone yang signifikan terjadi sepanjang akhir pekan. Banyak konsumen melakukan apa yang kini disebut sebagai “panic buying,” yaitu aksi membeli produk secara besar-besaran karena takut akan kenaikan harga dalam waktu dekat.
Seorang staf Apple, dikutip oleh Mashable pada Rabu (9 April 2025), mengatakan bahwa hampir setiap pelanggan yang datang ke toko mempertanyakan satu hal yang sama: “Apakah harga iPhone akan naik?”
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan. Pemerintah Trump baru saja memberlakukan kebijakan tarif impor yang lebih luas terhadap berbagai produk dari China dan beberapa negara lainnya. Tarif baru yang dikenakan terhadap produk China mencapai 54%, dan hal ini berdampak langsung pada iPhone, yang sebagian besar dirakit di negara tersebut.
Situasi ini menciptakan gelombang ketidakpastian, tidak hanya di kalangan konsumen, tetapi juga di kalangan analis pasar dan investor. Model iPhone terbaru, iPhone 16, yang sebelumnya dibanderol seharga US$799, kini diperkirakan bisa melonjak harganya menjadi US$1.142. Sementara itu, untuk model premium yang memiliki spesifikasi tertinggi, harganya bahkan bisa menembus angka US$2.300. Sebuah lonjakan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah iPhone.