Peristiwa ini menunjukkan bahwa pemerintah Australia sangat serius dalam menegakkan hukum terkait konten-konten yang diunggah di platform-media sosial. Denda sejumlah A$610.500 yang harus dibayar oleh X menandakan bahwa pemerintah benar-benar tak akan tinggal diam terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan teknologi global.
Dalam hal ini, terdapat konflik antara kebebasan berekspresi di media sosial dengan tanggung jawab negara dalam melindungi keamanan dan kesejahteraan masyarakat. Memang benar bahwa media sosial telah memberikan platform yang sangat luas bagi individu untuk bersuara dan menyampaikan pesan kepada publik. Namun, di sisi lain, perlindungan terhadap anak-anak dan penanganan konten berbahaya juga merupakan hal yang sangat penting.
Melalui keputusan hakim yang menolak permohonan X, tampaknya pemerintah Australia telah menunjukkan bahwa mereka bertekat untuk menegakkan hukum secara tegas terhadap perusahaan teknologi global yang dianggap melanggar regulasi. Hal ini juga menjadi sinyal bagi perusahaan teknologi lainnya untuk lebih memperhatikan keamanan dan kualitas konten yang terdapat di platform-media sosial mereka.
Terkait dengan rencana pemerintah untuk membatasi akses media sosial pada anak-anak, hal ini juga merupakan langkah yang perlu dipertimbangkan dengan serius. Anak-anak dan remaja yang menggunakan media sosial berpotensi terpapar pada konten-konten berbahaya, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan mereka. Oleh karena itu, pengaturan batasan usia untuk penggunaan media sosial diharapkan dapat melindungi anak-anak dari konten yang tidak sesuai bagi mereka.