Tampang.com | Google kembali menunjukkan komitmennya terhadap keamanan pengguna Android dengan merilis pembaruan sistem terbaru yang dirilis pada Mei 2025. Dalam pembaruan ini, perusahaan teknologi raksasa tersebut mengklaim telah menutup 46 celah keamanan yang teridentifikasi dalam sistem Android, termasuk satu kerentanan kritis yang disebut-sebut telah dimanfaatkan oleh peretas.
Salah satu sorotan utama dari pembaruan ini adalah penanganan terhadap celah dengan kode CVE-2025-27363. Celah ini diklasifikasikan sebagai kerentanan berisiko tinggi yang ditemukan pada komponen inti Android, yakni bagian “System”. Menurut laporan resmi dari Google, kerentanan ini memungkinkan eksekusi kode secara lokal tanpa memerlukan izin tambahan dari sistem—sebuah kondisi yang membuatnya sangat berbahaya.
Yang lebih mengkhawatirkan lagi, eksploitasi terhadap kerentanan ini bahkan tidak memerlukan interaksi langsung dari pengguna. Artinya, peretas dapat menyerang tanpa korban perlu membuka file mencurigakan atau mengklik tautan tertentu. “Interaksi pengguna tak dibutuhkan untuk melakukan eksploitasi dengan kerentanan tersebut,” ungkap Google, sebagaimana dikutip dari laporan The Hacker News pada Selasa, 6 Mei 2025.
Celah keamanan ini pertama kali dilaporkan oleh tim keamanan dari Meta (induk Facebook) pada Maret 2025. Meta menemukan indikasi bahwa celah CVE-2025-27363 telah digunakan dalam serangan yang bersifat terbatas dan sangat terarah. Meski begitu, Google tidak merinci lebih lanjut mengenai siapa target spesifik dari serangan tersebut ataupun dampak yang ditimbulkan secara langsung.
Namun jelas, kenyataan bahwa celah tersebut telah aktif dieksploitasi menjadi peringatan serius bagi semua pengguna Android. Dengan berkembangnya teknik peretasan yang semakin canggih, sebuah kelemahan sistem sekecil apa pun bisa dimanfaatkan untuk mencuri data pribadi, mengendalikan perangkat, atau bahkan memata-matai pengguna tanpa disadari.